A.
PENDAHULUAN
Dayak
secara umum sangat jarang tersentuh oleh para peneliti lokal, nasional ataupun
para peneliti asing. Minimnya penelitian atau mungkin justru ketiadaan
penelitian telah memberikan andil dalam mengekalkan asumsi tentang Dayak, yang
umumnya selalu diidentikkan dengan tradisi pagan ataupun Kristen.
Menyikapi
fenomena di atas, perlulah kiranya menguji asumsi tersebut, apakah asumsi di
atas masih layak atau tidak ketika digunakan untuk melihat pola hidup etnik
Dayak. Pengujian atas asumsi ini bermanfaat untuk mengklarifikasi atau
menjernihkan pemahaman umum tentang Dayak dalam konteks “selalu negative” maupun lintas budaya. Kiranya dalam konteks ini memang diperlukan
adanya redifinisi tentang Dayak yang bebas dari hegemoni definisi yang berbau
kolonial, atau jika mungkin kata Dayak itu sendiri perlu ditinggalkan karena ia
bukan merupakan simbol identitas yang berakar dari keseluruhan kelompok etnik
di Kalimantan. Sebuah kecelakaan sejarah memang, ketika istilah ini terlanjur
diterima sebagai representasi identitas. Melacak
asal-usul etnik ini memang terasa banyak kendala, kesulitannya adalah karena
harus melacak kembali sambungan-sambungan benang sejarah yang telah lama putus,
yang kemudian diupayakan untuk menjadi sebuah rangkaian yang mendekati utuh.
Alasan
dari kesulitan di atas memang sudah bisa dimafhumi, yaitu terbatasnya sumber
data yang berkenaan dengan etnik Dayak itu sendiri, namun paling tidak,
meskipun sangat terbatas, informasi lisan ataupun tertulis yang berasal dari
masa lalu tetaplah penting sebagai titik tolak bagi langkah awal menuju
penggalian sumber yang lebih mendalam dan akurat.
B.PEMBAHASAN
Menyangkut bahasan itu disini kami mencoba mengulas
apa dan bagaimana persfektif islam pada adat dan kebiasaan gotong royong masyarakat
dayak.
Dalam Alquran pada surah Almaidah ayat 2, disebutkan:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w (#q=ÏtéB uȵ¯»yèx© «!$# wur tök¤¶9$# tP#tptø:$# wur yôolù;$# wur yÍ´¯»n=s)ø9$# Iwur tûüÏiB!#uä |Møt7ø9$# tP#tptø:$# tbqäótGö6t WxôÒsù `ÏiB öNÍkÍh5§ $ZRºuqôÊÍur 4 #sÎ)ur ÷Läêù=n=ym (#rß$sÜô¹$$sù 4 wur öNä3¨ZtBÌøgs ãb$t«oYx© BQöqs% br& öNà2r|¹ Ç`tã ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tptø:$# br& (#rßtG÷ès? ¢ (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$#
ÇËÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan
bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(Al-Maidah:2).
Ayat di atas sudah jelas-jelas menggambarkan dan memaparkan yang
berintikan tentang pentingnya saling tolong-menolong, bahu membahu gotong
royong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar