MAKALAH SOSIOLOGI SOSIAL

Sabtu, 29 Oktober 2011

ILMU FISIKA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN SERTA PENGARUHNYA DENGAN MEGHNET DAN LISTRIK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, karena manusia membutuhkan keberadaan interaksi kepada sesama sebagai penunjang dalam potensi rasa solidaritas dan kebersamaan dengan adanya rasa saling membutuhkan. Keragaman jenis dan suku membuat klarifikasi yang terkadang menimbulkan intimidasi pada beberapa pihak tertentu, sehingga tidak jarang ditemukan adanya rasa permusuhan demi mempertahankan rasa gengsi pada setiap jiwa manusia. Hal ini disebabkan karena manusia dalam fitrahnya adalah makhluk yang mempunyai sisi positif dan negatif.[1]
Melihat urgensi peranan manusia sebagai makhluk social dan dianugerahi otak untuk berfikir,mengkaji dan menganalisa tersebut dalam korelasinya dengan aneka permasalahan yang telah diuraikan, maka terkait dengan hubungannya dalam bidang keilmuan fisika di dalam korelasinya dengan ilmu kesehatan, maka makalah ini disusun dengan mengangkat judul: ILMU FISIKA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN SERTA PENGARUHNYA DENGAN MEGHNET DAN LISTRIK.
Kesungguhan dalam penyelesaian makalah ini tidak lain hanya karena harapan dapat menjadi sebuah lentera pengetahuan bagi para pengkaji ilmu pengetahuan di dalam lautan akademik, setidaknya dengan setetes usaha dengan kesungguhan yang dilakukan memberikan hasil yang diharapkan tersebut. Dalam kaidahnya, maka sebuah karya diciptakan dengan mengharapkan menjadi manfaat bagi semua orang, tidak terkecuali dengan tujuan penyusunan makalah sederhana ini.


B.     Rumusan Masalah
Menyesuaikan dengan materi yang telah ditawarkan serta dengan judul yang diangkat, maka makalah ini akan merumuskan pembahasan sebagai berikut:
1.      Apa manfaat ilmu fisika bagi kesehatan serta pengaruhnya dengan maghnet dan listrik?
2.      Apa saja ilmu fisika yang terdapat di dalam ilmu kesehatan?
C.    Tujuan Penulisan
Agar menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka dengan keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:
1.      Manfaat ilmu fisika bagi kesehatan.
2.      Ilmu fisika yang terdapat di dalam ilmu kesehatan.




[1]Ihsan Ilahi Dzahir, Ahmadiyah Qadiyaniyah: Sebuah Kajian Analitis, pent. Harapandi Dahri, dari judul asli, al-Qâdiâniyyah: Dirâsât wa Tahlil, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008, h. 73.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Manfaat Ilmu Fisika Bagi Kesehatan Serta pengaruhnya dengan Maghnet dan Listrik.
1.        Manfaat radiasi
Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan. Terobosan penting dalam bidang ilmu dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi logis dari pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran telah dimulai pada tahun 1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan penyakit tubercolusis pada kulit. Namun yang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran Nuklir adalah George C. de HEVESSY, dialah yang meletakkan dasar prinsip perunut dengan menggunakan radioisotop alam Pb-212. Dengan ditemukannya radioisotop buatan maka radioisotop alam tidak lagi digunakan.
Radioisotop buatan yang banyak dipakai pada masa awal perkembangan kedokteran nuklir adalah I-131. Akan tetapi pemakaiannya kini telah terdesak oleh Tc-99m selain karena sifatnya yang ideal dari segi proteksi radiasi dan pembentukan citra juga dapat diperoleh dengan mudah serta relatif murah harganya. Namun demikian I-131 masih sangat diperlukan untuk diagnostik dan terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid.
Perkembangan ilmu kedokteran nuklir yang sangat pesat tersebut dimungkinkan berkat dukungan dari perkembangan teknologi instrumentasi untuk pembuatan citra terutama dengan digunakannya komputer untuk pengolahan data sehingga sistem instrumentasi yang dahulu hanya menggunakan detektor radiasi biasa dengan sistem elektronik yang sederhana, kini telah berkembang menjadi peralatan canggih kamera gamma dan kamera positron yang dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun tiga dimensi serta statik maupun dinamik.
Dewasa ini, aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan telah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis maupun terapi berbagai jenis penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit syaraf, ilmu penyakit jantung, dan sebagainya telah mengambil manfaat dari teknik nuklir ini.[1]
1.         Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).
Pada studi in-vivo, setelah radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui mulut atau suntikan atau dihirup lewat hidung dan sebagainya maka informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa:
1. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang dapat diperoleh dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera positron (teknik imaging)
2. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan kamera gamma atau kamera positron.
3. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine dsb) yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-imaging).
Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging memberikan informasi mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan (imaging) pada kedokteran nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan pencitraan dalam radiologi. Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan biologis misalnya 1 ml darah. Cuplikan bahan biologis tersebut kemudian direaksikan dengan suatu zat yang telah ditandai dengan radioisotop. Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor radiasi gamma yang dirangkai dengan suatu sistem instrumentasi. Studi semacam ini biasanya dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam darah pasien seperti insulin, tiroksin dll.
Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang diagnosis berbagai penyakitseperti penyakit jantung koroner, penyakit kelenjar gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan mendeteksi penyebarannya pada tulang, mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan makanan dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini berkembang pesat.
Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga berperanan dalam terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar gondok, hiperfungsi kelenjar gondok yang membandel terhadap pemberian obat-obatan non radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan)sendi yang sulit dikendalikan dengan menggunakan terapi obat-obatan biasa. Bila untuk keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka dalam terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis yang besar terutama dalam pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu. Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960an, yaitu setelah reaktor atom Indonesia yang pertama mulai dioperasikan di Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh tenaga ahli dari luar negeri merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung. Unit ini merupakan cikal bakal Unit Kedokteran Nuklir RSU Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Menyusul kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP, RS Gatot Subroto) dan di Surabaya (RS Sutomo). Pada tahun 1980-an didirikan unit-unit kedokteran nuklir berikutnya di RS sardjito (Yogyakarta) RS Kariadi (Semarang), RS Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS Fatmawati (Jakarta). Dewasa ini di Indonesia terdapat 15 rumah sakit yang melakukan pelayanan kedokteran nuklir dengan menggunakan kamera gamma, di samping masih terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya mengoperasikan alat penatah ginjal yang lebih dikenal dengan nama Renograf.
2.         Pemanfaatan teknik nuklir di luar kedokteran nuklir
Di luar kedokteran nuklir, teknik nuklir masih banyak memberikan sumbangan yang besar bagi kedokteran serta kesehatan, misalnya:
a.       Teknik Pengaktifan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co,Cr,F,Fe,Mn,Se,Si,V,Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan idperiksa ditembaki dengan neutron.
b.      Penentuan Kerapatan Tulang dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-x yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda patah.
c.       Three Dimensional Conformal Radiotherapy (3D-CRT)
Terapi Radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar target.
B.  Ilmu  Fisika yang Terdapat di dalam Ilmu Kesehatan
1.        Pengaturan Suhu Tubuh
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas. Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
Alat dan Bahan :
1. Themometer pengukur suhu tubuh
2. Kapas
3. Alkohol
Cara Kerja:
·         Sebelum anda mengukur suhu tubuh, catatlah suhu lingkungan dan waktu pengukuran.
·         Ukurlah suhu tubuh anda dengan menempatkan termometer ke ketiak anda.
·         Sebelum digunakan, termometer dikibaskan sampai air raksanya mencapai garis 0 terendah yaitu sekitar 35 C. Selain itu bersihkan ujung termometer dengan kapas yang dibasahi alkohol.
·         Letakkan termometer itu di ketiak anda dan diamkan selama 5 menit.
·         Setelah itu, baca skala termometer yang menunjukkan suhu badan.
2.        Pemindahan Bahan.
Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya.(Wignjosoebroto, 1996).
3.        Biomekanika
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. Kinerja faal dan kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat menunjang tingkat produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggung jawab keselamatan dan kenyamanan kerja harus memikirkan faktor bahaya-bahaya biomekanika.
Sebaiknya aktifitas MMH tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan rasa sakit pada pekerja. Sebaiknya aktivitas MMH tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan sakit pinggang, sakit pundak atau pergelangan tangan yang membuat pekerja menderita.
4.        Biomekanika Terapan
 NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang bepengaruh terhadap biomekanika yaitu:
1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:
a. Jarak horisontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.
b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.
3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan/menit untuk pemindahan berfrekuensi tinggi.
4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan.[2]


[1] http://id.search.yahoo.com/search?fr=greentree_ff1&ei=utf-8&ilc=12&type=937811&p=Fisika dan Kesehatan.

[2] http://kafeilmu.com/tema/hubungan-fisika-dengan-ilmu-kesehatan.html.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Setelah menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan dan perumusan masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi logis dari pembangunan di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
2.        Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).
3.        Dalam bidangnya ternyata ilmu fisika mempunyai korelasi dengan ilmu kesehatan.
B.  Saran
Selayaknya pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat menjadi manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang ada ketika penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan kesalahan tentu tidak akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang mendasar dari kejiwaan manusia, sehingga dengan bersikap bijak adalah mengharapkan motivasi yang membangun dalam bentuk kritik dan saran.
Pada akhirnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga dengan kesempatan dan perhatian yang diberikan, setidaknya permohonan maaf atas segala kesalahan dan kelalaian dalam makalah ini atau di dalam proses pembuatan makalah sederhana ini, baik dari paragraf, kalimat, kata, atau sikap selama proses pembuatan makalah ini. Selanjutnya tidak etis rasanya jika tidak sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk pekerjaan yang disertai dengan ketulusan niat membuahkan keridhaan Tuhan yang Maha Esa.




Minggu, 23 Oktober 2011

MAKALAH SOSIOLOGI SOSIAL


BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, karena manusia membutuhkan keberadaan interaksi kepada sesama sebagai penunjang dalam potensi rasa solidaritas dan kebersamaan dengan adanya rasa saling membutuhkan. Keragaman jenis dan suku membuat klarifikasi yang terkadang menimbulkan intimidasi pada beberapa pihak tertentu, sehingga tidak jarang ditemukan adanya rasa permusuhan demi mempertahankan rasa gengsi pada setiap jiwa manusia. Hal ini disebabkan karena manusia dalam fitrahnya adalah makhluk yang mempunyai sisi positif dan negatif.
Akal pikiran yang menjadi kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah sumber keragaman dan penyebab munculnya perbedaan dari manusia, sehingga tidak jarang dalam pemahaman terhadap agama manusia juga dapat berbeda keyakinan, bahkan di dalam ruang lingkup agama Islam juga tidak jarang ditemukan perbedaan pemikiran yang menyentuh bagian ideologi atau keyakinan dalam memahami Islam.
Umat Islam pada dasarnya mempunyai keyakinan yang sama yaitu mempercayai bahwa Tuhan yang Maha Esa adalah Allah SWT.Dalam pemahaman terhadap Tuhan, di dalam pemikiran umat Islam sendiri mempunyai banyak pemahaman yang berbeda, salah satu contoh adalah Ahmadiyah Qodianiyah yang menanggap bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah sosok anak Tuhan, serta menganggapnya sebagai seorang nabi dan rasul Allah, selain itu mereka memahami bahwa Tuhan berlaku sama seperti makhluk lainnya yang mempunyai kebutuhan biologis dan sebagainya.[1]
Akan tetapi yang paling mencolok ajaran Ahmadiyah dalam sorotan kebanyakan orang adalah bahwa Ahmadiyah Qodianiyah tidak mengakui bahwa nabi Muhammad adalah nabi terakhir.[2] Hal tersebut merupakan contoh keragaman pemikiran dan pengetahuan manusia terhadap agama, sehingga perbedaan corak pemikiran dari manusia menimbulkan aneka ragam pemahaman yang tidak jarang bertentangan.
Pada dewasa ini, kemajuan zaman seakan membawa manusia dalam  taraf hidup yang serba canggih, karena hampir di segala aspek kehidupan manusia dimanjakan oleh hebatnya ilmu pengetahuan dalam bentuk teknologi. Hal ini menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan konsumsi manusia terhadap agama yang merupakan budaya lama dan budaya yang baru berbentuk kemajuan zaman, sehingga terjadi cultural lag (ketimpangan budaya) antara keduanya yang salah satu dampak negatifnya adalah dekadensi moral.
Nabi Muhammad SAW yang merupakan seorang revolusioner budaya Arab yang penuh dengan kekacauan menuju kepada keteraturan melalui ajaran yang dibawa yaitu agama Islam, sesuai dengan ungkapannya bahwa nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, secara kontekstual tidak hanya pada masa hidupnya, melainkan ajaran yang dibawanya merupakan sebuah sarana untuk menyempurnakan nilai akhlak hingga saat ini yaitu dengan ajaran agama Islam.
  Melihat urgensi peranan agama Islam tersebut dalam korelasinya dengan aneka permasalahan yang telah diuraikan, maka terkait dengan nilai Islam di dalam kehidupan serta berkaitan dengan materi mata kuliah Metodologi Studi Islam dalam pembahasan Islam sebagai agama, serta peranan Islam di dalam kehidupan dan bentuk ajaran Islam di seluruh dunia, maka makalah ini disusun dengan mengangkat judul: ISLAM SEBAGAI AGAMA.
Kesungguhan dalam penyelesaian makalah ini tidak lain hanya karena harapan dapat menjadi sebuah lentera pengetahuan bagi para pengkaji ilmu pengetahuan di dalam lautan akademik, setidaknya dengan setetes usaha dengan kesungguhan yang dilakukan memberikan hasil yang diharapkan tersebut. Dalam kaidahnya, maka sebuah karya diciptakan dengan mengharapkan menjadi manfaat bagi semua orang, tidak terkecuali dengan tujuan penyusunan makalah sederhana ini.
B.     Rumusan Masalah
Menyesuaikan dengan materi yang telah ditawarkan serta dengan judul yang diangkat, maka makalah ini akan merumuskan pembahasan sebagai berikut:
1.      Mengapa Islam sebagai agama?
2.      Mengapa Islam berperan dalam kehidupan?
3.      Mengapa Islam diajarkan di seluruh dunia?
C.    Tujuan Penulisan
Agar menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka dengan keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:
1.      Islam sebagai agama.
2.      Peran Islam di dalam kehidupan.
3.      Ajaran Islam di seluruh dunia.



[1]Ihsan Ilahi Dzahir, Ahmadiyah Qadiyaniyah: Sebuah Kajian Analitis, pent. Harapandi Dahri, dari judul asli, al-Qâdiâniyyah: Dirâsât wa Tahlil, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008, h. 73.


[2]M.A Suryawan, Bukan Sekedar Hitam Putih: Kontroversi Pemahaman Ahmadiyah, Tanggerang: Azzahra Publishing, 2005, h. 19
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Islam Sebagai Agama
1.      Makna Islam sebagai agama
Islam berasal dari bahasa Arab, Islam yang artinya tunduk, taat, dan patuh kepada perintah Allah SWT, salima yang artinya selamat dan sejahtera, dan dari kata silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri.[1] Di dalam kamus bahasa indonesia Islam adalah agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad yang ajarannya berdasarkan pada Alquran dan Hadis.[2]
Menurut Khurshid Ahmad dalam bukunya Prinsip-prinsip Pokok Islam, memberikan definisi bahwa islam adalah penyerahan diri dan kepatuhan secara total kepada Allah, sehingga akan memperoleh kedamaian sejati, baik kedamaian jasmani maupun rohani.[3]
Menurut Muhammad dalam bukunya Al-Islam: Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Perguruan Tinggi Umum, mendefinisikan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan segitiga antara manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.[4]
Sedangkan menurut Muhaimin dalam bukunya Kawasan dan Wawasan Studi Islam, memberikan definisi bahwa Islam adalah penyerahan diri kepada Tuhan, mengajak kepada perdamaian dan keamanan dengan Tuhan, manusia, dirinya sendiri, dan alam, serta bersih dan selamat dari kecacatan, sehingga akan memperoleh kenikmatan dunia dan akhirat.[5]
Dengan demikian, Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya yang mengajarkan pemeluknya menyebarkan kedamaian kepada diri sendiri, sesama manusia dan lingkungan sekitarnya, serta tunduk dan patuh terhadap perintah Allah SWT dan memberikan seluruh jiwanya kepada Allah.
Muhammad Ali menyatakan bahwa Islam sebagai agama merupakan bentuk agama yang mengajak kepada perdamaian dan kerukunan atau persatuan.[6] Pemahaman terhadap agama yang merupakan sumber keteraturan dalam kehidupan manusia, merupakan keyakinan yang secara simbolis terhadap keinginan manusia akan kebahagiaan yang diinginkan.
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy menyatakan bahwa Islam sebagai agama adalah suatu kumpulan peraturan yang ditetapkan Allah untuk menuntun para umatnya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.[7] Islam itu merupakan suatu aturan yang akan mengatur jalan hidup penganutnya, agar menuju kebenaran yang hakiki.
Dengan demikian Islam sebagai agama merupakan sebuah keteraturan hidup yang mengajak penganutnya menyebarkan misi perdamaian, penyerahan diri kepada Tuhan, agar hidup teratur, saling menghargai dan menciptakan kerukunan kepada manusia, serta adanya keseimbangan dalam menjalankan hidup.


2.      Nilai-nilai kemanusiaan yang diusung agama Islam
Islam memiliki dua sumber hukum yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yaitu Alquran dan Alhadis.[8] Dengan berpedoman kepada kedua sumber tersebut islam akan melahirkan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, antara lain sebagai berikut:
a.       Hak Hidup
Islam sangat menjunjung tinggi hak hidup bagi manusia dan menjaganya dengan pendidikan, bimbingan, keputusan-keputusan hukum dan dengan berbagai penegasan fikriyah, kejiwaan dan sosial. Islam memandang hidup merupakan sebuah karunia dari Allah di mana seseorang tidak boleh mengambil atau merampasnya dari orang lain. [9]
Islam juga tidak mendiskriminasikan antara orang berkulit hitam dengan yang putih, orang yang terhormat dengan tidak, laki-laki dan wanita, dan lain-lain. Dalam rangka melindungi hak hidup Alquran dan Hadis memperingatkan akan azab yang sangat pedih bagi orang yang melenyapkan jiwa seseorang tanpa melalui prosedur yang benar.[10]
b.      Hak Beragama
Islam mengakui bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang dipercayainya, temasuk mengamalkannya.[11] Islam juga memberikan perlindungan terhadap non-Muslim yang ketentuan perlakuan terhadap mereka dijamin dalam hukum islam.[12] Dalam Alquran ditegaskan:
Iw on#tø.Î) Îû ÈûïÏe$!$# ( s% tû¨üt6¨? ßô©9$# z`ÏB ÄcÓxöø9$# 4 `yJsù öàÿõ3tƒ ÏNqäó»©Ü9$$Î/ -ÆÏB÷sãƒur «!$$Î/ Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouróãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# Ÿw tP$|ÁÏÿR$# $olm; 3 ª!$#ur ììÏÿxœ îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ     
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”[13]
c.       Hak Berpendapat
Agama islam sangat menghormati akal dan pikiran manusia, meletakkan akal pada tempat yang terhormat, dan menyuruh manusia mempergunakan akalnya untuk memikirkan keadaan alam.[14] Dengan akal tersebut islam memberikan hak untuk berpikir dan kebebasan mengeluarkan pendapat.
Dalam Alquran banyak ayat-ayat yang menyuruh umat manusia supaya menggunakan akal dan pikiran untuk mempelajari ciptaan ilahi, menyelidiki rahasia-rahasia alam dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan hidup manusia. Di antaranya firman Allah:
Ÿxsùr& tbrãÝàYtƒ n<Î) È@Î/M}$# y#øŸ2 ôMs)Î=äz ÇÊÐÈ   n<Î)ur Ïä!$uK¡¡9$# y#øŸ2 ôMyèÏùâ ÇÊÑÈ   n<Î)ur ÉA$t6Ågø:$# y#øx. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ   n<Î)ur ÇÚöF{$# y#øx. ôMysÏÜß ÇËÉÈ      
Artinya: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan dan bumi bagaimana ia dihamparkan”.[15]
3.      Dalil Alquran tentang Islam sebagai agama
QS. Al-Maidah [3]: 3.
ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøŠyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ͍ƒÌYσø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy÷ZßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur èpysÏܨZ9$#ur !$tBur Ÿ@x.r& ßìç7¡¡9$# žwÎ) $tB ÷LäêøŠ©.sŒ $tBur yxÎ/èŒ n?tã É=ÝÁZ9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b}   ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ  


Artinya :  “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa, karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[16]
4.      Tuntutan agama Islam
Tuntutan agama Islam itu adalah menyebarkan perdamaian, baik pada diri pribadi maupun kepada orang lain. Di antara tuntutan Islam adalah berlaku baik terhadap sesama tanpa mendiskriminasikan ras, suku, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan derajat.
Islam mengajarkan toleransi, karena di dalam toleransi mencakup sifat-sifat lapang dada, berjiwa besar, luas pemahaman, pandai menahan diri, tidak memaksakan kehendak sendiri, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk  berpendapat, semuanya itu adalah dalam rangka menciptakan kedamaian hidup beragama dalam masyarkat yang plural.[17]
Dengan demikian adanya perbedaan paham dalam suatu masalah, seperti agama dan keyakinan tidak boleh menjadi sebab untuk mengadakan garis pemisah dalam pergaulan. Jadi toleransi menghendaki adanya kerukunan hidup di antara manusia yang menganut agama atau keyakinan yang majemuk, sebab tanpa adanya toleransi tidak mungkin akan tercapainya kerukunan dan kedamaian hidup dalam masyarakat.
B.     Peran Islam di dalam Kehidupan
Dapat dipahami bahwa peran berada di dalam struktur, seperti contoh di dalam tubuh manusia terdapat organ tubuh yang mempunyai fungsi masing-masing, sehingga organ tubuh manusia merupakan sebuah kesatuan yang dapat disebut dengan struktur, setiap fungsi yang saling berkaitan disebut peran, sehingga jika diartikan secara lebih luas maka peran merupakan bentuk kesatuan komponen yang berstruktur dan saling memberikan manfaat satu dengan yang lainnya.[18]
Agama dapat disimpulkan sebagai sumber sistem nilai dan merupakan petunjuk, pedoman, dan pendorong atau motivasi bagi manusia untuk memecahkan segala bentuk permasalahan dalam setiap aspek kehidupan, dalam kata lain agama menjadi solusi dalam setiap permasalahan manusia sehingga agama dapat terbentuk ke dalam setiap pola hidup, tujuan hidup, dan perilaku atau tingkah laku manusia yang dilakukan manusia karena menginginkan serta mengharapkan keridhaan dari Tuhan yang diyakini dapat memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan yang diharapkan.[19]
Secara antropologis atau memandang dari segi budaya, kata Islam telah menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada Tuhan, keadaan ini memunculkan pemahaman terhadap orang atau manusia yang tidak patuh adalah bentuk dari penolakan terhadap fitrah manusia.
Islam merupakan keyakinan berdasarkan kedamaian dan kepasrahan hanya kepada Allah, sesuai dengan ajaran para nabi-Nya, dan yang sangat penting bagi agama Islam adalah ajaran tauhid atau mengesakan Allah, keyakinan serta kepercayaan yang mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu yang ada, dan tujuan dari cara hidup agama Islam adalah menjalani kehidupan sesuai dengan keyakinan tersebut agar dapat memperoleh kebahagiaan serta kesejahteraan di dunia atau di akhirat.[20]
Ahmad Khan menyatakan bahwa ukuran untuk menilai kebenaran agama adalah apakah agama sesuai dengan fitrah manusia (natural dispotition of man) atau dengan alam (nature), jika sesuai maka agama tersebut adalah benar, dan adanya kesesuaian tersebut merupakan tanda bahwa agama tersebut benar berasal dari Tuhan, dan untuk menguji kebenaran Islam apakah sesuai dengan hakikat manusia, maka Ahmad Khan meyakini bahwa agama Islam sesuai dengan hakikat manusia karena Islam merupakan agama yang ditetapkan oleh Allah melalui rasul-Nya, dan bukan agama yang dibentuk oleh para penyiarnya.[21]
Dapat disimpulkan dari uraian di atas tentang peranan agama bagi manusia serta Islam sebagai agama yang menjadi sumber keteraturan hidup manusia, sehingga dapat dipahami bahwa manusia membutuhkan keteraturan dalam kehidupannya agar dapat memperoleh kebahagiaan yang dicita-citakan, oleh karenanya agama merupakan kebutuhan manusia pada dasarnya untuk memperoleh keteraturan, di dalam ajaran Islam yang secara keseluruhan terkodifikasi di dalam Alquran dan pesan nabi Muhammad SAW dalam bentuk Hadis.
Peran agama Islam dalam kehidupan adalah menjadikan aqidah sebagai paradigma pengetahuan, karena hal tersebut seharusnya dimiliki oleh umat Islam, agama Islam telah menyatakan bahwa aqidah merupakan substansi serta landasan pemikiran dan sebagai standar segala ilmu pengetahuan.[22] Oleh karenanya, perintah mendasar yang terdapat dalam ajaran Islam adalah mengesakan Tuhan dan menghindari syirik (mempersekutukan Tuhan), hal ini disebabkan antara tauhid dan syirik merupakan dua hal yang berlawanan akan tetapi tidak dapat dipisahkan.[23]
Aqidah atau iman merupakan pondasi dalam kehidupan umat Islam, adapun ibadah merupakan bentuk manifestasi dari iman tersebut, dan kualitas iman dapat diukur dari pelaksanaan ibadah secara sempurna dan realisasi syariat (aturan) di dalam kehidupan, aqidah dan ibadah bukan hal yang bersifat ritual atau doktrin yang tidak mempunyai makna karena keduanya merupakan pola hidup, dan keyakinan yang berada di dalam jiwa manusia serta aktivitas ibadah merupakan puncak pendidikan rohani dan moral kemanusiaan.[24]
Di dalam ajaran Islam, manusia dianjurkan untuk berfikir dengan tujuan merenungkan dan memperhatikan alam semesta agar dapat menambah keimanan kepada Allah, karena berfikir merupakan salah satu fungsi akal yang dimiliki oleh manusia, sehingga sesuai dengan predikat manusia yang oleh Allah disebutkan di dalam Alquran bahwa manusia diciptakan agar dapat berperan sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi, sehingga manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di antara makhluk lainnya karena kemampuannya untuk berfikir dengan akal yang telah diberikan Tuhan.[25]
Di dalam ajaran Islam, rukun Islam merupakan dasar praktis dan teoritis agama Islam secara keseluruhan, dan di dalam rukun Islam kalimat syahadat menempati urutan pertama, hal ini karena kalimat tauhid dan pengakuan terhadap nabi Muhammad adalah dasar utama keimanan dalam Islam, dan dua kalimat tersebut menjadi dasar pokok aqidah dan rukun Islam yang lainnya.[26] Para ahli ilmu pengetahuan menyatakan bahwa kelima rukun Islam saling memiliki integritas sehingga tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan secara menyeluruh tanpa dipisah-pisahkan.[27]
Dalam sebuah penelitian, penyebab rusaknya aqidah adalah dikarenakan beberapa faktor berikut:[28]
1.      Penyimpangan pemikiran dari metode yang benar.
2.      Penyimpangan jiwa dari akhlak yang benar.
3.      Kelemahan iradah di hadapan penguasa (elit politik), atau kelemahan di hadapan penguasa/tokoh masyarakat berpengaruh yang dapat mempengaruhi orang-orang yang lemah kepada kesesatan.
Perintah mengesakan Tuhan bermakna bahwa manusia hanya boleh tunduk kepada Tuhan, disebabkan manusia hanya boleh tunduk kepada Tuhan sehingga manusia dijadikan khalifah, sehingga tauhid mendorong manusia untuk menguasai dan memanfaatkan alam karena alam telah ditundukkan oleh Allah kepada manusia, dan dari alam manusia memiliki pengetahuan serta perkembangan teknologi karena akal yang diberikan Allah kepada manusia.[29]
Sehingga dapat diberikan makna bahwa peran Islam dalam kehidupan manusia adalah terbentuknya suatu komunitas yang cenderung progresif, atau komunitas yang dapat mengendalikan, memelihara, dan mengembangkan kehidupan dengan pengembangan ilmu pengetahuan atau sains, hal ini tidak hanya berbentuk penguasaan dan pengembangan sains yang termasuk amal shaleh, akan tetapi merupakan bentuk komitmen keimanan kepada Allah.[30]
C.    Ajaran Islam di Seluruh Dunia
Ruang lingkup ajaran Islam tercakup ke dalam dua pedoman dasar yaitu Alquran dan Hadis, ajaran Islam terkadang bersifat global atau secara garis besar sehingga memerlukan interpretasi, pada dasarnya Islam diajarkan dalam 3 konteks, yaitu:[31]
1.      Islam dalam konteksnya dengan masing-masing negara;
2.      Islam dalam konteksnya dengan dunia internasional; dan
3.      Islam dalam konteksnya dan prospeknya di masa depan.
Urgensi Islam dalam kehidupan manusia adalah memberikan penekanan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi (alam baka), sehingga Islam mengajarkan agar mampu mengelola alam dengan hasil yang sesuai dengan harapan untuk kepentingan manusia.[32] Sehingga bagian dari tujuan luhur penciptaan harus dicapai melalui perantara kesadaran manusia sendiri dalam pengertian bahwa manusia berperan aktif dalam lingkup tujuan diciptakannya manusia sebagai pemimpin atau pengelola alam.[33] Dapat dipahami bahwa pada dasarnya yang menjadi pokok ajaran Islam adalah pengenalan dan penetapan aqidah terhadap Tuhan, kemudian selanjutnya kepada beberapa aspek yang menjadi penopang dalam hal tersebut.
Meski ajaran Islam bersifat universal, tetapi di seluruh dunia umat Islam berpedoman kepada hal yang sama yaitu Alquran dan Hadis, tetapi dalam pengembangannya dan pengertian konsepsi kemasyarakatan tidak terlepas dari kehidupan nyata atau realitas Islam berada dan berkembang, sehingga pengembangan dan kebijaksanaan pembinaan kehidupan agama Islam berbeda di antara negara-negara.[34] Perintah paling mendasar dalam ajaran Islam adalah mengesakan Tuhan dan mencegah melakukan perbuatan syirik.[35]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam di seluruh dunia adalah tauhid atau mengesakan Allah SWT dan tidak berbuat syirik, karena manusia telah diciptakan dengan tujuan sebagai pengelola alam dengan akal pikiran yang telah diberikan Tuhan, kemudian hal tersebut membawa manusia kepada ilmu pengetahuan dan pada akhirnya mengembalikan pengetahuan tersebut kepada pengetahuan tentang keesaan Tuhan, dan hal ini selanjutnya menjadikan dasar-dasar agama Islam menjadi beberapa aspek lainnya agar Islam dapat memenuhi kepentingan dan kebutuhan manusia secara keseluruhan terhadap keyakinannya kepada Allah SWT.


[1] H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Cet. 5, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004, h. 49.

[2] Suyoto Bakir dan Sigit Suryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tangerang: KARISMA Publishing Group, 2009, h. 229.

[3] Khurshid Ahmad, dkk, Prinsip-prinsip Pokok Islam, terjemahan A. Nashir Budiman dan Mujibah Utami dari judul asli The Islamic Pondation, Jakarta: Rajawali, 1989, h. 16.

[4] Muhammad, dan Rois Mahfud, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Perguruan Tinggi Umum, Malang: Setara Press, 2008, h. 4.
[5] Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Cet. 2, Jakarta: Kencana, 2007, h. 70-75.
[6]Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008,           h. 63-64.

[7] H. Endang Saifuddin Anshari, Kuliah al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Cet. 3, Jakarta: Rajawali, 1992, h. 72.
[8] Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Paradigma dan Sistem Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h. 50.

[9] Yusuf Al-Qardhawi, Karakteristik Islam: kajian analitik, terjemahan Rofi’ Munawwar dari judul asli, Al-Khashooish Al-Ammah li Al-Islam, Cet. Kelima, Surabaya: Risalah Gusti, 2000, h. 91.

[10] Ibid., h. 93.

[11] H.M. Yunan Nasution, Islam dan Problema-Problema Kemasyarakatan, Jakarta: Bulan Bintang, 1988, h. 103.
[12] Seyyid Hossein Nasr, Islam: agama, sejarah, dan peradaban, terjemahan Koes Adiwidjajanto dari judul asli Islam: Religion, History, Civilization, Surabaya: Risalah Gusti, 2003, h. 37.

[13]Mohammad Taufiq, Quran in The Word Ver1.2.0, Taufiq Product, moh.taufiq@gmail.com QS 2: 256.

[14] M. Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia, Bandung: Bulan Sabit, 1969, h. 54.
[15] Mohammad Taufiq, Quran in The Word..., QS 88: 17-20.
[16] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Ferlia Citra Utama, 2008, h. 142-143.

[17] Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agama-Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 200.
[18]Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Cetakan kesebelas, 2009, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 14.

[19]Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, h. 4.

[20]Christine Huda Dodge, Memahami Segalanya tentang Islam, pent. Moh. Anwar, dari judul asli, Everything Understanding Islam Book, Batam: Karisma Publishing Group, 2004, h. 9.

[21]John J. Donohue dan John L. Esposito (Peny.), Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi Masalah-Masalah, pent. Machnun Husein, dari judul asli, Islam in Transition: Muslim Perspectives, Cetakan keempat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, h. 63.

[22]M. Shiddiq al-Jawi, Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, http://www.khilafah1924.org, versi Pdf, generated: 05 Oktober 2010.

[23]Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi…, h. 15.

[24]Abuddin Nata, Dirasah Islamiah: Alquran dan Hadis, Cetakan ketujuh, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000, h. 44.

[25]Armansyah, Studi Kritis Pemahaman Islam, e-book download version, http://www.geocities.com/arman_syah/, dalam tema, Tauhid Sebuah Pembuktian Ilahi, http://www.pakdenono.com

[26]Said Hawwa, Al-Islam, pent. Abdul Hayyie al-Kattani dkk., Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h. 31.

[27]Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan Secara Terpadu, pent. Afif Muhammad, dari judul asli, Kitâb Hidâyat al-Ţâlibîn fi Bayân Muhimmât al-Dîn, Bandung: Al-Bayan, 1998, h. 28.

[28]Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Pokok-Pokok Aqidah Islam, pent. A.M. Basalamah, dari judul asli, al-Aqîdah al-Islamiyyah wa Ususuhâ, Cetakan Kedua, Jakarta: Gema Insani, 2004, h. 573.

[29]Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi…, h. 15-16.

[30]Ibid., h. 17-18.

[31]Thoyib I.M. dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Masyarakat, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, h. 32.
[32]Rohadi Abdul Fatah dan Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, Cetakan Kedua, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, h. 18.

[33]Mehdi Khorasani dan A.F.B. Baines Hewitt, Islam Agama Rasional, pent. M. Hashem, dari judul asli, Islam the Rational Religion, Cetakan Kedua, Bandung: Mizan, 1989,       h. 51.

[34]Thoyib I.M. dan Sugiyanto, Islam dan Pranata…, h. 32.

[35]Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi…, h. 15.
BAB III
PENUTUP



A.    Kesimpulan
Setelah menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan dan perumusan masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Islam sebagai agama merupakan sebuah keteraturan hidup yang mengajak penganutnya menyebarkan misi perdamaian, penyerahan diri kepada Tuhan, agar hidup teratur, saling menghargai dan menciptakan kerukunan kepada manusia, serta adanya keseimbangan dalam menjalankan hidup. Islam sebagai agama juga mengatur bagaimana menjalin hubungan antara sesama, baik Muslim maupun Non-Muslim, agar terciptanya kerukunan dan kedamaian hidup dalam masyarakat.
2.      Agama Islam berperan di dalam kehidupan manusia adalah menjadikan aqidah sebagai paradigma kehidupan, atau dapat dikatakan bahwa agama Islam membentuk sebuah komunitas yang bersifat progresif, atau komunitas yang mampu mengelola, mengendalikan, serta memelihara seluruh alam dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, sehingga apabila manusia mempunyai aqidah yang tidak benar akan menyebabkan tugasnya sebagai pengelola dan pemeliharaan alam tidak optimal, dan pada akhirnya menimbulkan kesenjangan stabilitas kehidupan manusia itu sendiri, selain kemudian merusak hubungan manusia dengan Tuhannya.
3.      Islam diajarkan ke seluruh dunia agar dapat menjadikan komunitas yang mempunyai komitmen yang sama dengan sebuah ikatan sosial dan keyakinan yang sama, sehingga Islam mengajarkan ajaran pokok yang mendasari keyakinan tersebut dengan mengajarkan tauhid, agar manusia mempunyai keterikatan satu sama lainnya, sehingga Islam mampu menjadi bagian dari kebudayaan pada bagian komunitas umat Islam yang mempunyai keragaman budaya, akan tetapi tetap didasarkan kepada sumber pokok ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis, dan umat Islam dianjurkan untuk selalu berpegang kepada kedua sumber pokok ajaran Islam tersebut dalam menentukan dan menemukan sebuah solusi dalam menghadapi keragaman problematika kehidupan.
B.     Saran
Selayaknya pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat menjadi manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang ada ketika penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan kesalahan tentu tidak akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang mendasar dari kejiwaan manusia, sehingga dengan bersikap bijak adalah mengharapkan motivasi yang membangun dalam bentuk kritik dan saran.
Pada akhirnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga dengan kesempatan dan perhatian yang diberikan, setidaknya permohonan maaf atas segala kesalahan dan kelalaian dalam makalah ini atau di dalam proses pembuatan makalah sederhana ini, baik dari paragraf, kalimat, kata, atau sikap selama proses pembuatan makalah ini. Selanjutnya tidak etis rasanya jika tidak sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk pekerjaan yang disertai dengan ketulusan niat membuahkan keridhaan dari Allah yang Maha Rahman.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, Khurshid, dkk, Prinsip-prinsip Pokok Islam, terjemahan A. Nashir Budiman dan Mujibah Utami dari judul asli The Islamic Pondation, Jakarta: Rajawali, 1989.
Ahmadi, Abu, dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Ali, Mohammad Daud, H. , Pendidikan Agama Islam, Cet. 5, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.
Anshari, Endang Saifuddin, H., Kuliah al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Cet. 3, Jakarta: Rajawali, 1992.
_______, Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Paradigma dan Sistem Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Armansyah, Studi Kritis Pemahaman Islam, e-book download version, http://www.geocities.com/arman_syah/, dalam tema, Tauhid Sebuah Pembuktian Ilahi, http://www.pakdenono.com.
Bakir, Suyoto dan Sigit Suryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tangerang: KARISMA Publishing Group, 2009.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Ferlia Citra Utama, 2008.
Dodge, Christine Huda, Memahami Segalanya tentang Islam, pent. Moh. Anwar, dari judul asli, Everything Understanding Islam Book, Batam: Karisma Publishing Group, 2004.
Donohue, John J., dan John L. Esposito (Peny.), Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi Masalah-Masalah, pent. Machnun Husein, dari judul asli, Islam in Transition: Muslim Perspectives, Cetakan keempat, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Dzahir, Ihsan Ilahi, Ahmadiyah Qadiyaniyah: Sebuah Kajian Analitis, pent. Harapandi Dahri, dari judul asli, al-Qâdiâniyyah: Dirâsât wa Tahlil, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008.
Fatah, Rohadi Abdul, dan Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, Cetakan Kedua, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, h. 18.
Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan Secara Terpadu, pent. Afif Muhammad, dari judul asli, Kitâb Hidâyat al-Ţâlibîn fi Bayân Muhimmât al-Dîn, Bandung: Al-Bayan, 1998.
Hakim, Atang Abd., dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Cetakan kesebelas, 2009, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jawi, M. Shiddiq, Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, http://www.khilafah1924.org, versi Pdf.
Jirhanuddin, Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agama-Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Khorasani, Mehdi, dan A.F.B. Baines Hewitt, Islam Agama Rasional, pent. M. Hashem, dari judul asli, Islam the Rational Religion, Cetakan Kedua, Bandung: Mizan, 1989.
M.A Suryawan, Bukan Sekedar Hitam Putih: Kontroversi Pemahaman Ahmadiyah, Tanggerang: Azzahra Publishing, 2005.
Maidani, Abdurrahman Hasan Habanakah, Pokok-Pokok Aqidah Islam, pent. A.M. Basalamah, dari judul asli, al-Aqîdah al-Islamiyyah wa Ususuhâ, Cetakan Kedua, Jakarta: Gema Insani, 2004.
M. Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia, Bandung: Bulan Sabit, 1969.
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Cet. 2, Jakarta: Kencana, 2007.
Muhammad  dan Rois Mahfud, Al-Islam: Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Perguruan Tinggi Umum, Malang: Setara Press, 2008.
Nasr, Seyyid Hossein, Islam: agama, sejarah, dan peradaban, terjemahan Koes Adiwidjajanto dari judul asli Islam: Religion, History, Civilization, Surabaya: Risalah Gusti, 2003.
Nasution, Yunan, H.M., Islam dan Problema-Problema Kemasyarakatan, Jakarta: Bulan Bintang, 1988.
Nata, Abuddin, Dirasah Islamiah: Alquran dan Hadis, Cetakan ketujuh, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000.
_______, Metodologi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.
Al-Qardhawi, Yusuf, Karakteristik Islam: kajian analitik, terjemahan Rofi’ Munawwar dari judul asli, Al-Khashooish Al-Ammah li Al-Islam, Cet. Kelima, Surabaya: Risalah Gusti, 2000.
Said Hawwa, Al-Islam, pent. Abdul Hayyie al-Kattani dkk., Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Taufiq, Mohammad,  Quran in The Word Ver1.2.0, Taufiq Product, moh.taufiq@gmail.com.
Thoyib I.M. dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Masyarakat, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.














.